Meneladani Ahklaq Rosulallah SAW

Meneladani Ahklaq Rosullah dunia ilmu
Meneladani Ahklaq Rosullah dunia ilmu
Meneladani Ahklaq Rosulallah SAW - anda sudah sangat sering mendengar ahklak rasul dan para sahabatnya? Ya, rasul diturunkan di bumi untuk membenahi akhlak semua manusia di jaman itu hingga kiamat datang. Meneladani sikap rasul bukan sesuatu yang gampang, perlu mengetahui secara komprehemsif dan mengaplikasikannya dalam dunia nyata. Nah pada kesempatan ini saya akan berbagai makalah tentang Meneladani Ahlak Raulallah SAW, :
BAB I
PENDAHULUAN
1.    Latar Belakang Masalah
Banyak sekali hal yang perlu kita contoh dari kehidupan Rasulullah SAW. Karena, beliau memang diutus oleh Allah SWT untuk memperbaiki budi pekerti dan akhlak manusia. Rasulullah senantiasa menunjukkan akhlak yang terpuji, sehingga beliau dapat menjadi contoh teladan dalam kehidupan di dunia yang fana ini. Beliau mempunyai kepribadian yang utuh dan terpuji, yaitu FAST (Fathanah, Amanah, Shidiq dan Tabligh). Dan yang paling menonjol dari beliau adalah senantiasa konsekuen dan konsisten dalam menegakkan kebenaran dan keadilan.
Keteladanan Rasulullah SAW ini ternyata sangat berpengaruh terhadap gaya hidup dan karakter para sahabat-Nya. Para sahabat yang merupakan kader dan santri periode pertama beliau, tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang luar biasa dan di kemudian hari menjadi pemimpin-pemimpin umat dalam rangka meneruskan perjuangan da'wah islam sepeninggal Rasulullah SAW (Khalifah). Para sahabat adalah merupakan kader terbaik umat di masa lalu, maupun di masa yang akan datang. Keteguhan dalam memegang prinsip-prinsip kebenaran, keadilan dan kejujuran tidak bisa disangsikan lagi.
Keikhlasan untuk beramal baik dengan harta, kedudukan dan bahkan jiwanya sekaligus sudah tidak bisa dipungkiri lagi. Sebagai contoh adalah Abu Bakar yang ikhlas menyerahkan semua harta bendanya untuk kepentingan perjuangan dakwah Nabi Muhammad SAW, Umar bin Khatab yang dengan kesederhanaannya walaupun telah menjadi khalifah tidak pernah sombong, Usman bin Affan yang rela memberikan semua harta dagangannya demi menyelamatkan jiwa penduduk yang terancam bahaya kelaparan dan Ali bin Abi Thalib yang selalu bersikap zuhud dalam kehidupannya.
Di samping mereka, masih banyak lagi sahabat-sahabat yang sangat teguh berjuang bersama Rasulullah SAW untuk menegakkan panji-panji kebenaran baik pada periode Makkah atau Madinah. Kesemuanya adalah kader terbaik yang pernah ada di dunia ini untuk masa yang telah lalu ataupun masa yang akan datang.
Dan pada makalah ini akan membahas tentang keteladanan Rasulullah yang patut kita tiru di dalam masyarakat sekarang.

2.    Deskripsi Teori
Dalam memaknai tauladan Rasulullah bagi umat Islam, ada yang membawanya dalam makna totalitas dari pribadi, perilaku, sampai tata cara berpakaian beliau adalah teladan. Sehingga fenomena yang muncul ialah ada orang yang meneladani beliau mulai dari cara berpakaian, potongan rambut yang panjang, jenggot yang panjang, dan sebagainya. Bahkan klaim yang muncul dari sebagian mereka yang meneladani beliau secara totalitas, bahwa berpakaian selain cara beliau berpakaian adalah meniru orang kafir.
Namun di sisi lain, ada yang memilah pribadi Rasulullah Muhammad SAW. dalam dua dimensi, yakni sebagai rasul yang membawa risalah kenabian dan kerasulan maka beliau harus diteladani sepenuhnya, tetapi sebagai manusia biasa yang memiliki selera ada dalam cara berpakaian, makanan kesukaan, dan sebagainya tidak keharusan untuk meneladaninya.
Selaku umat Islam, merupakan kewajiban bagi kita untuk mengikuti, mencontoh dan menteladani semua perilaku terpuji rasulullah yang lebih dikenal dengan istilah akhlakul karimah. Akhlakul karimah tersebut dapat kita temui dalam berbagai literatur baik berupa sirah nabawiyah, riwayat-riwayat sahabat beliau, maupun firman Allah yang termaktub dalam Al-Qur'an yang Rasullau selalu memulainya dari diri belia sendiri.

3.    Tujuan Pembahasan
Insyaallah makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu serta wawasan bagi para pembaca mengenai meneladani perilaku Rosulullah dan bisa  mengaplikasikan pada masa sekarang.

BAB II
PEMBAHASAN

1.  Meneladani Akhlak Rasulullah SAW

Allah SWT telah menjadikan sosok Nabi Muhammad SAW sebagai teladan bagi seluruh umat manusia, keteladanan tersebut berlaku di semua lini kehidupannya. Keteladanan Nabi Muhammad SAW tidak hanya dimulai setelah ia diangkat sebagai seorang Nabi dan Rasul pada usia empat puluh tahun. Tetapi keteladanan tersebut telah ada sebelum kerasulannya, karena Allah telah memilih dan menyiapkan sejak kelahirannya ke dunia (Wicaksana, 2014),
Jauh sebelum diangkat menjadi Nabi dan Rasul-Nya, Muhammad SAW telah dikenal sebagai seorang pebisnis yang handal. Rasulullah menekuni dunia bisnis selama dua puluh delapan tahun dan telah membuktikan bahwa kesuksesan dalam bisnis dapat dicapai tanpa menggunkan cara-cara terlarang. Rasulullah mengajarkan bentuk transaksi bisnis yang sarat dengan nilai-nilai etika, akhlak dan kemanusiaan (Antonio, 2010).
Dalam diri Rasulullah telah terdapat nilai keteladanan yang sangat besar. Nilai adalah ide tentang apa yang baik, benar, bijaksanan dan apa yang berguna. Salah satu hal yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan sahabat dan masyarakat ketika itu adalah nilai keteladanan. Rasulullah banyak memberikan keteladanan dalam mendidik sahabatnya. Sepertihalnya keteladanan, salah satu tujuan Rasulullah diutus ke muka bumi adalah untuk meluruskan akhlak manusia. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”. (HR. Baihaqi).
Akhlak juga dikenal dengan istilah etika dan moral. Ketiga istilah itu sama-sama menentukan nilai baik dan buruk sikap dan perbuatan manusia. Perbedaannya terletak pada standar masing-masing. Bagi akhlak standarnya adalah Al-Quran dan Hadis, bagi etika standarnya pertimbangan akal fikiran, dan bagi moral standarnya adat kebiasaan yang umum berlaku di masyarakat. Untuk itulah, akhlak sangat perlu di setiap karakter individu untuk menciptakan masyarakat madani.

Keteladanan karakter Rasulullah bias disimpulkan dalam 4 wajib Nabi Muhammad SAW:
a.    Siddiq, yang berarti benar.
Benar adalah suatu sifat yang mulia yang menghiasi akhlak seseorang yang beriman kepada Allah dan kepada perkara-perkara yang ghaib. Ia mrupakan sifat pertama yang wajib dimiliki para Nabi dan Rasul yang dikirim Allah kea lam dunia ini bagi membawa wahyu dan agamanya. Pada diri Rasulullah SAW, bukan hanya perkataan yang benar, namun perbuatannya juga benar, yakni sejalan dengan ucapannya.
b.    Amanah, artinya benar-benar dapat dipercaya.
Jika satu urusan diserahkan kepadanya, niscaya orang percaya bahwa urusan itu akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itulah penduduk Makkah memberi gelar kepada Nabi Muhammad SAW dengan gelar ‘Al-Amin’ yang artinya terpercaya, jauh sebelum beliau diangkat menjadi seorang Rasul.
c.    Tabligh, artinya menyampaikan.
Segala firman Allah SWT yang ditujukan oleh manusia, disampaikan oleh Rasulullah.
d.    Fathonah, artinya cerdas dan bijaksana.
Mustahil bagi seorang Rasul bersifat bodoh. Dalam menyampaikan ayat Al-Quran dan kemudian menjelaskannya dalam puluhan ribu hadis memerlukan kebijaksanaan yang luar biasa (Ilyas, 2011).

Berikut ini adalah beberapa Sifat dan Kepribadian Rasulullah SAW yang Wajib Kita Teladani, antara lain:
a.    Sangat Bijaksana dalam Menjalankan Da'wah
(Tercermin ketika Nabi Muhammad SAW mendamaikan perselisihan di antara para pemuka Quraisy tentang siapa yang berhak untuk mengembalikan Hajar Aswad ke tempat semula).
b.    Pribadi yang Sabar dan Pemaaf
(Tercermin ketika Nabi Muhammad SAW memaafkan seorang panglima kafir yang datang dan menghunuskan pedang ke hadapan Rasulullah SAW).
c.    Bersifat Jujur dan Setia pada Janji
(Tercermin ketika Nabi Muhammad SAW berdagang ataupun ketika berbicara dan berperilaku, walaupun terhadap orang-orang kafir Makkah).
d.    Berperilaku Santun dan Kasih Sayang kepada Semua Orang
(Tercermin dalam kehidupan sehari-hari Rasulullah SAW).
e.    Berpegang Teguh pada Aqidah yang Benar sebagai Landasan Da'wah-Nya
(Tercermin ketika mengemban tugas yang sangat berat untuk berda'wah dan menghadapi orang-orang dari kaum kafir Quraisy).
f.    Selalu Tawakkal kepada Allah SWT
(Tercermin ketika Nabi Muhammad SAW selalu mendapat tantangan dan cobaan di setiap harinya).
g.    Senantiasa Ta'at dalam Melaksanakan Perintah Allah SWT dan Menjauhi Segala Larangan-Nya
(Tercermin dalam kehidupan sehari-hari Rasulullah SAW).


2.  Pengaplikasian Akhlak Rasulullah Saw Dalam Masyarakat

Masyarakat madani adalah model masyarakat kota yang dibangun oleh Nabi Muhammad selepas hijrah ke Madinah. Dunia mengakuinya sebagai model masyarakat yang paling maju saat itu. Pola masyarakat madani oleh orang barat kini disepadankan dengan civil society yang dipandang modern oleh mereka.
Banyak sejarah yang mengemukakan petama kali konsep masyarakat madani, bahkan salah satu literatur menyebutkan Cicero (106 – 43 SM) yang pertama kali memakai kalimat civil societas. Masyarakat sipil disebutnya sebagai sebuah masyarakat politik (political society) yang memiliki kode hukum sebagai dasar pengaturan hidup (Kosasih, 2012).
Adapun ciri umum masyarakat ideal dalam Al-Quran adalah beriman, amar ma’ruf (memerintahkan yang baik), dan nahi munkar (mencegah kejahatan). Keimanan kepada Allah aalah masalah pokok agama, jadi segala sesuatu harus bergantung kepada keimanan seseorang. Keimanan merupakan pintu dari amar ma’ruf nahi munkar. Kata ma’ruf dalam Al-Quran terulang sebanyak 32 kali dalam setiap kali penyebutan, maknanya diberi konteks tertentu, namun semuanya tertuju pada kebaikan. Artinya selalu memerintah dan mengajak pada kebaikan, baik dalam bertutur kata, bertindak dan berperilaku. Sebuah peraturan akan efektif jika disertai dengan sangsi, maka untuk melanggar peraturan harus diberi sangsi. Inilah yang dalam bahasa Al-Quran disebut dengan nahi munkar. Pengertian nahi munkar juga tidak terbatas dalam melanggar syariah seperti maksiat, namun semua kegiatan yang bersifat negatif adalah kemunkaran. Untuk menciptakan masyarakat yang ideal perlu adanya amar maruf dan nahi munkar.
Lapisan masyarakat harus selalu menanamkan sifat keteladanan Rasulullah SAW yang terdiri dari Shidiq, Amanah, Tabligh, dan Fathonah. Untuk menciptakan masyarakat madani, perlu ditopang oleh lapisan masyarakat yang dilandasi nilai keteladanan. Dan nilai dasar yang lainnya adalah konsep keimanan, amar ma’ruf dan nahi munkar.

Dalam Al-Quran Allah telah berfirman, “Dan jika penduduk suatu kaum itu beriman dan bertakwa, maka sungguh benar-benar akan kami bukakan pintu keberkahan dari langit dan bumi, namun mereka mengingkarinya, maka kami ambil apa yang telah mereka perbuat.”

Dari konteks tersebut, keimanan dan ketakwaan menjadi pondasi dasar untuk mencapai keberkahan masyarakat. Keberkahan sendiri merupakan sesuatu yang membahagiakan dan dalam jangka waktu yang panjang. Dalam mencapai masyarakat yang ideal dengan tingkat kesejahteraan yang merata, pemerintah yang adil, dan sumber daya alam yang lestari dan tidak tereksploitasi, maka keimanan dan ketakwaan dan manusia dengan nilai-nilai keteladanan Rasulullah mutlak dierapkan. Dan budaya mempetingati hari kelahiran Nabi Muhammad tidak hanya akan menjadi acara tahunan, namun dapat diaplikasikan dalam membangun konsep masyarakat madani (Kosasih, 2012).

BAB III

PENUTUP

1.    Kesimpulan

Konsep masyarakat madani menjadi sesuatu yang sangat diterapkan dalam sebuah negara. Konsep masyarakat yang menginginkan kehidupan sejahteran dan makmur bagi masyarakat, pemimpin yang adil dan bertanggung jawab, serta sumber daya alam yang lestari dan tidak tereksploitasi menjadi sesuatu yang sangat diinginkan oleh penduduk dunia saat ini. Indonesia dengan 270 juta penduduk di berbagai pulau juga menginginkan konsep masyarakat ideal ini.
Dan untuk mengimplementasikannya perlu langkah-langkah yang detil dan strategis, namun barameter yang menjadi ukuran adalah dengan penerapan nilai-nilai keteladanan Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW sebagai Nabi terakhir pembawa risalah merupakan manusia yang sangat terpuji, bahkan namanya menjadi pertama bagi orang-orang yang mampu mengubah dunia. Di dalam diri Rasulullah juga terdapat nilai-nilai keteladanan yang dapat menjadi panutan bagi seluruh umat manusia. Yang dimana ini telah tertuang kepada 4 sifat wajib Rasulullah, yaitu shidiq, amanah, tabligh, dan fathonah. Keempat nilai tersebut yang seharusnya menjadi panutan setiap orang di berbagai lapisan masyarakat.
2.    Saran
Mungkin penulisan makalah diatas belum mencapai kriteria sempurna. Alangkah baiknya jika memang nantinya terjadi kesalahan pembahasan, baik bahan, maupun penulisan. Mohon untuk dilakukan pembenaran, Wa Allah a’lam bi al-shawab karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT semata.

DAFTAR PUSTAKA

Wicaksana, Arif Cahya-, 2014, Relevansi Nilai-Nilai Keteladanan Bisnis Rasulullah dengan Pendidikan Akhlak, Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
Antonio, Muhammad Syafii-, 2010. Ensiklopedia Leadership dan Manajemen Muhammad SAW “The Super Leader Super Manager” Jilid 2. Bisnis dan Kewirausahaan, Jakarta: Tazkia Publishing.
Ilyas, Yunahar-, 2011, Kuliah Akhlak, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Kosasih, Aceng-, 2012, Konsep Masyarakat Madani, Bogor.


Itulah makalah yang saya buat dengan Judul Meneladani Ahklak Rasulallah Saw, semoga kita semua bgian umat yang bisa meneladani baik dalam perbuatan maupun perkataan Nabi. Aminn
Tag : Ahlak
0 Komentar untuk "Meneladani Ahklaq Rosulallah SAW"

Back To Top